RSS

Berdagang dengan Allah

Misalkan anda mempunyai bisnis dengan modal 1000. Apakah anda berani memberikan 100nya untuk membangun masjid, atau pesantren atau memberikan kepada fakir miskin dan anak yatim atau anda infakkan dalam kota amal masjid? Pasti sebagian besar dari anda akan berkata… BERANI.

Bagaimana jika pertanyaan itu dibalik. Apakah anda berani memberikan 900nya untuk beramal dan hanya memegang 100 untuk memutar bisnis anda? Saya yakin seyakin-yakinnya bahwa akan lebih banyak yang berkata… TIDAK BERANI, atau berkata … SAYA SESUAIKAN DENGAN ANGGARAN, atau minimal akan diam saja tidak menjawab.

Alhamdulliah, sekecil apapun harta yang anda nafkahkan, asalkan ikhlas dan hanya ditujukan kepada Allah, insya Allah balasan-Nya jauh berlipat. Sudah jelas dalam Al Qur’an bahwa menafkahkan sebagian harta, membelanjakan atau memberikan pinjaman yang baik kepada Allah Swt sama sekali tidak akan mengurangi apapun dari diri kita. Malah akan semakin bertambah sampai dengan 700 kali lipat *) dan Allah akan mengampuni kita.

Dan itu semua adalah janji Allah kepada kita sebagai umat muslim seperti dalam surat-surat berikut:

Al Baqarah (2) :245. Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah), maka Allah akan melipat gandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak. Dan Allah menyempitkan dan melapangkan (rezeki) dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan.

Al Baqarah (2) :261. Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir: seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.

Al Hadid (57) :11. Siapakah yang mau meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, maka Allah akan melipat-gandakan (balasan) pinjaman itu untuknya, dan dia akan memperoleh pahala yang banyak,

Sedemikian itu janji Allah kepada kita, sedemikian jelas petunjuk Allah kepada kita, meski sudah membaca beribu kali ayat –ayat itu, namun kita sebagai manusia biasa pastinya tidak luput dari emosi, nafsu dan kedangkalan logika manusia. Sehingga sebagian besar dari kita akan berhitung lebih cermat besaran pinjaman yang baik untuk Allah. Meski Allah sudah jelas-jelas menegaskan bahwa akan melipatgandakan pinjaman itu. Di sinilah iman kita benar-benar diuji.

Dengan ayat-ayat tersebut di atas, saya mendobrak teori yang berlaku umum di hampir semua Negara yakni Time Value of Money (TVoM), Cadangan Devisa Negara, Sinking Fund/Sunk Cost. Tapi untuk kali ini, saya akan membahas 1 teori saja, yakni TVoM.

Teori TVoM, yang menyatakan bahwa nilai uang akan berubah di kemudian hari. Missal 5000 tahun 2006 mungkin bisa untuk membeli beras 1 kg, nasi goreng special yang sering lewat depan rumah, atau beberapa batang rokok kretek dji sam soe. Berdasar teori TVoM, tahun 2007, nilai uang 5000 tadi akan berubah oleh berbagai factor yang terutama adalah inflasi. Sehingga tahun 2007, yang 5000 tadinya bisa mendapatkan beras 1kg, nasi goreng special satu porsi dll, saat 2007 uang 5000 mungkin hanya akan mendapatkan beras 0.5kg, nasi goreng biasa tanpa telur. Yang jelas nilainya berkurang.

Konsep ini tidak sepenuhnya salah, tetapi harus bersama-sama kita robohkan. Mengapa? Karena teori ini sangat mengagungkan materi dan menisbikan Allah. Saya yakin betul, apabila kita beriman kepada Allah, menjalankan apa yang diperintahkan Allah yakni membelanjakan sebagian harta ke jalan Allah, niscaya tidak akan terjadi inflasi dan pastinya tidak akan terjadi perubahan nilai mata uang.

Contoh, rakyat Indonesia saat ini diperkirakan 200jtan. 90%nya adalah umat islam. Katakanlah 20% umat islam adalah orang yang mampu dan layak bersedekah. Berarti kira-kira ada sekitar 36jutaan umat islam yang layak dan ada 144jutaan yang tidak layak. Masing-masing yang layak menyisihkan 1000 per hari. Jadi sehari akan terkumpul 36M. Satu bulan akan terkumpul 1,08T. Dan setahun akan terkumpul 12,96T. 12,96T kalau dibagi 144juta umat pastilah tidak cukup. Tetapi dengan 12,96T, berapa banyak bisnis yang bisa kita kembangkan, berapa banyak umat islam yang kemudian memiliki penghasilan, berapa banyak masjid yang akan dimakmurkan, dan berapa banyak lipat ganda yang Allah berikan? Itu baru seribu sehari…

Dalam teori ekonomi yang berlaku umum, investasi (riil) yang meningkat akan meningkatkan supply dan meningkatkan pendapatan. Meningkatnya pendapatan tentunya akan meningkatkan demand. Adanya peningkatan supply dan juga peningkatan demand, maka inflasi tidak akan terjadi / atau kecil sekali. Dengan tidak terjadinya inflasi, maka nilai uang tidak berubah. TVoM tidak akan berlaku jika kita betul2 menjalankan perintah Allah.

Sekali lagi terbukti bahwa Islam adalah agama yang benar. Agama yang memang sesuai dengan fitrah manusia. Contoh di atas membuktikan bahwa dalam teori ekonomipun, Islam telah mengajarkan kepada kita sejak 1400tahun lampau.

Mari kita berdagang dengan Allah…

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Dasar Islam KTP ...........


Seorang kawan pernah berteriak pada saya "....dasar Islam KTP!!!" apapun alasan dia mengeluarkan pernyataan seperti itu, rasanya tidak perlu saya bahas disini, malu :). Yang pasti saya hanya tersenyum, dan gawatnya...saya tidak sakit hati ataupun berusaha menyangkal, nah pertanyaannya gampang, apabila lontaran itu ditujukan kepada Anda, apa yang Anda rasakan ? tentunya ini sangatlah subjektif dan privasi sifatnya.

Saya tidak ingin membahas bagaimana berIslam yang kaffah disini, karena saya bukan seorang ahli agama, dan tujuan saya menulis artikel ini adalah sekedar membuka wacana dan sedikit menunjukkan fenomena apa yang terjadi di Indonesia tercinta ini. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Indonesian Survey Circle ada hal yang sangat menarik perhatian saya yakni, mengenai penerapan hukumIislam di Indonesia dan secara implisit menunjukkan bagaimana persepsi mayoritas muslim di Indonesia, yang mencapai 85 persen dari total jumlah penduduk Indonesia

Informasi tersebut menerangkan bahwa rata-rata 70 persen muslim Indonesia menolak penerapan hukum islam seperti hukuman potong tangan untuk pencuri, memakai jilbab untuk kaum hawa dan hukum rajam bagi para pezina. Entah disadari atau tidak, meskipun penelitian tersebut pantas dipertanyakan karena jumlah sampel yang kurang relatif kurang mewakili populasi Muslim, akan tetapi secara implisit angka tersebut menunjukkan penolakan terhadap penegakan hukum Islam, entah dalam konteks penerapan dalam lingkup negara ataupun dalam lingkup pribadi.

Sahabat saya pernah berkata, harus dibedakan antara Islam, orang Islam dan perilaku Islami, artinya apabila ada orang Islam tidak berperilaku Islami, kemudian kurang bijak jikalau lantas semena-mena menyalahkan Islam sebagai agama. Apabila kita coba mengkontekskan wacana tersebut ke dalam angka yang tertera diatas, apabila 70 persen orang menolak penerapan hukum Islam di Indonesia, apakah lantas kita menganggap Islam pantas dipertanyakan sebagai suatu Agama. Hati anda yang berhak menjawab.

Sekali lagi, saya hanya ingin memberikan wacana baru mengenai apa yang terjadi di negara kita, dan setalah membaca artikel ini, paling tidak kita semua telah mempunyai alasan yang kuat untuk memilih kuadran, kuadran 70 persen ataukah 30 persen. Tapi jangan lantas kuatir, ketika kita memilih kuadran 30 persen, bukan lantas kita berhak dicap sebagai Islam KTP, karena itu adalah hak Allah SWT semata.

data :

Penolakan terhadap

1. Hukum potong tangan untuk pencuri 77,3 persen

2. Pemakaian Jilbab untuk kaum Hawa 77.0 persen

3. Hukuman mati untuk kaum murtad 71.2 persen

4. Hukuman rajam untuk pezina 63.3 persen

Sumber : Indonesian Survey Circle
Metodologi : Interview
Jumlah Responden : 700 orang Indonesia dewasa
Standar Error : 3.8 persen

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Matematika Sedekah dari Ustadz Yusuf Mansur


Di usianya yang tergolong muda, kelahiran 19 Desember 1976, jadi usianya baru 30 tahun-an pada 2007 ini, sosok Ustad ini memang layak untuk dipanggil Ustad atau Guru dalam ilmu Islam. Ya, inilah Ustad Yusuf Mansur, masih muda usia, tetapi "pamor" dirinya sudah menasional, bahkan mungkin sudah "go international".
Saya memang baru mengenal dia, pada saat ikut ke dalam kelompok atau majelis taklim binaannya. Dan, di Surabaya katanya baru pertama kali digelar majelis taklim binaannya ini. Dan, beruntung saya bisa ikut hadir di sana. Pada saat itu, Ustad Yusuf Mansur memberikan uraian menarik mengenai "Shodaqoh" atau "Sedekah".
Meskipun saya sudah tahu mengenai Keagungan Al-Qur'an, yang memberikan gambaran kepada kita, bahwa dengan sedekah ini, kita bisa memperoleh ampunan Allah, menghapus dosa, dan menutup kesalahan serta keburukan. Sedekah bisa mendatangkan ridha Allah, juga bisa mendatangkan kasih sayang dan bantuan Allah. Tetapi, dengan penjelasan tentang sedekah ini, oleh Ustad Yusuf Mansur; benar-benar semakin membuka "mata-hati" saya, bahwa selama ini ternyata saya telah rugi besar, berkaitan dengan sedekah ini.
Ustad Yusuf Mansur memberikan ilustrasi yang sangat mudah dan "gamblang", bagaimana sebenarnya dan sebaiknya sistem sedekah ini bekerja. Ini sungguh luar biasa prima. Dengan tetap bergaya "anak muda", maka ustad ini menunjukkan sekaligus mengingatkan ke setiap orang yang hadir, bahwa Allah sendiri telah menjanjikan, jika manusia mau bersedekah, maka Allah pasti akan menggantinya dengan jumlah minimal 10 (sepuluh) kali lipat. Dan, ini ada dasar hukumnya, yaitu tertulis di dalam Al-Qur'an Surat: 6, Ayat: 160, dimana Allah menjanjikan balasan 10 x lipat bagi mereka yang mau berbuat baik. Bahkan di dalam Al-Qur'an Surat: 2, Ayat: 261, Allah menjanjikan balasan sampai 700 x lipat.
Menurut ustad muda ini, dengan berpedoman pada Al-Qur'an tersebut, maka kita bisa membuat "hitung-hitungan" matematika, yang disebutnya sebagai MATEMATIKA DASAR SEDEKAH. Nah, inilah yang luar biasa prima itu. Matematika sedekah ini, sungguh sangat berbeda dengan ilmu matematika yang dulu pernah kita pelajari di sekolah...benar-benar berbeda.
Dia memberikan ilustrasinya sebagai berikut:
10 - 1 = 9 ... ini ilmu matematika yang biasa kita terima di sekolah dulu.
Tetapi ilmu Matematika Sedekah adalah sebagai berikut:
10 - 1 = 19 ... ini menggunakan dasar, bahwa Allah membalas 10 x lipat pemberian kita.
Sehingga kalau dilanjutkan, maka akan ketemu ilustrasi seperti berikut ini:
10 - 2 = 28
10 - 3 = 37
10 - 4 = 46
10 - 5 = 55
10 - 6 = 64
10 - 7 = 73
10 - 8 = 82
10 - 9 = 91
10 - 10 = 100
Nah, sungguh menarik bukan? Lihatlah hasil akhirnya. Kita tinggal mengalikan dengan angka 10, berapa pun yang kita sedekah kan atau kita berikan dengan ikhlas kepada orang lain yang membutuhkan bantuan kita. Dan, kita pakai acuan balasan dari Allah yang minimal saja, yaitu 10 x lipat, bukan yang 700 x lipat. Intinya: Semakin banyak bersedekah, maka pasti semakin banyak penggantiannya dari Allah SWT.
Tinggal kita yang mau membuka mata, bahwa pengembalian dari Allah itu bentuknya apa? Bukalah "mata hati" kita, selalu lah berpikir positif kepada Allah. Bukankah Allah berfirman, "Aku adalah sebagaimana yang diprasangkakan hamba-Ku kepada-Ku". Oleh karena itu, selalu lah berprasangka baik kepada Allah, maka Allah akan serta merta menunjukkan KeMaha Kebaikan-Nya kepada kita. Allah pasti membalas kebaikan kita dengan balasan yang PAS, yang setimpal dengan amal perbuatan kita.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

NOD32 portable


Bagi anda yg kesulitan untuk menginstall antivirus karena systemnya sudah di block sama virus, ada trik jitu dengan menggunakan antivirus portable. salah satunya adalah NOD32 portable bisa di download disini

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS